CENTRAL UNGGAS LAMPUNG

  • Central Unggas Lampung
  • Central Unggas Lampung
  • Central Unggas Lampung
  • Central Unggas Lampung
  • Central Unggas Lampung
  • Central Unggas Lampung
  • Central Unggas Lampung
  • Central Unggas Lampung

Profil

Foto saya
Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
Menyediakan DOC ayam Kampung dan ayam Kampung ukuran 8 ons - 1 kg

Jumat, 16 April 2010

ANALISA BUDIDAYA AYAM KAMPUNG

Untuk mengetahui berapa besar modal yang harus diinvestasi dalam usaha pemeliharaan ayam kampung dan berapa jumlah keuntungan yang diperoleh, maka dibawah ini penulis mencoba membuat perhitungan berdasarkan catatan harian pengeluaran seorang peternak. Ukuran kandang panjang 8 meter lebar 2,5 meter dan tinggi 3 meter. Ukuran pagar keliling, panjang 18 meter, lebar 10 meter dan tinggi 2,7 meter.

Kandang tersebut digunakan untuk memelihara 155 ekor ayam muda yang terdiri dari 150 ekor ayam betina dan 5 ekor jantan dengan umur rata-rata 4 bulan. Ayam-ayam tersebut dibeli dengan Rp 9.000,00/ekor. Porsi pakan 100 gr /ekor/hari, pada bulan ke dua dan ke tiga porsi pakan di naikkan masing-masing sebesar 20%dan 25%.

Di bulan ke empat dari masa pemeliharaan ayam–ayam tersebut telah mulai bertelur, dengan jumlah rata-rata 14 butir per periodenya. Untuk meningkatkan jumlah produksi telor, sengaja peternak menerapkan metode siklus reproduksi, yaitu dengan jalan :

1. memisahkan induk dari telurnya dengan hanya satu butir telor pada sarangannya .

2. pada induk–induk yang mulai memperlihatkan tanda-tanda mengeram secepatnya di mandikan

Dari kedua perlakuan diatas maka ditahun satu masa produksinya dapat diatur sebanyak lima kali .

Pada bulan ke 7 dari keseluruhan produksi telor 10% dieramkan sedangkan sisanya dijual. Untuk tugas pengeraman sengaja digunakan untuk ayam sebanyak 20 ekor, sehingga pada bulan ke delapan terjadi penurunan produksi telur .

Setelah menetas induk dan DOC dipisah, kemudian induk dimandikan. Pada bulan ke sembilan produksi telur mulai meningkat. Dalam produksi ayam kampung ini yang perlu di ketahui adalah :

- Fertilitas =96%

-Daya tetas =90 %

-Kematian = 3%

-Umur Penetasan 21 hari

-Pemberian faksin dilakukan sebanyak 4 kali selama pemeliharaan.

DOC setelah dipisah dari induknya ditempatkan dalam kotak dos beralaskan sekam padi yang di campur sedikit kapur, tanpa diberi bantuan induk buatan (Listrik lampu minyak) sedang sebagai sumber penghangat DOC akan memperoleh dari panas tubunya sendiri. Pada pemeliharaan ditahun kedua siklus reproduksi pertahunya diatur sebanyak 11 kali, dengan demikian diharapkan pada peningkatan dalam jumlah produksi (telur) selain itu pada pemeliharaan ini ada tambahan populasi ayam sebanyak 175 ekor betina dan 8 ekor pejantan. Untuk menghindarkan terjadinya “kanibalisme” oleh ayam yang lebih kuat, maka dibuat kandang baru. Dibulan kelima ayam-ayam tersebut sudah mulai bertelur, dengan demikian ada kenaikan dalam jumlah produksi telur. Dari jumlah produk perharinya, resiko pecah atau retak diperhitungkan sebanyak 6 butir atau 180 per bulan (angka rata-rata), dan ini oleh peternak dimanfaatkan untuk lauk. Sehingga total keseluruhan yang dikomsumsi adalah 17x180 butir=30.60 butir, sedang yang dijual sebanyak 49.300 butir dengan harga 850.

A. Pemberian Pakan

1.Untuk ayam muda –dewasa, 100 gr /ekor/hari

Jumlah pakan per hari untuk 155 ekor =(100x 155) kg: 1000 = 15,5 kg.

Jumlah pakan bulan I = 30x15,5 kg = 465 kg

Jumlah pakan bulan II= (0,2x465 kg)+465 kg = 558 kg

Jumlah pakan bulan III= (0,25x558kg)+558kg = 697,5 kg

Jumlan pakan bulan IV – umur 2 tahun = 17x697,5 kg =11.857,5 kg

Total pemberian pakan =13,578 kg

2. Untuk DOC 60 gr/ekor/hari, sampai umur 3 bulan

Jumlah pakan untuk 189 DOC (189 x 60)kg :1000 = 11,34 kg

Jumlah pakan bulan I 30 x 11,34kg = 340,20 kg

Jumlah pakan bulan II(mortalitas 3%)(0,15x60)+60x183 x30x1kg = 378,81 kg

1000

jumlah pakan bulan III (0,15x378,81kg)+378,81kg = 435,63 kg

Total pemberian pakan = 1.154,64 kg

3. Untuk ayam muda –dewasa, 100gr/ekor/hari

Jumlah pakan per hari untuk 183 ekor (100x183)kg: 1000 = 18,3 kg

Jumlah pakan bulan I =30x18,3 = 549 kg

Jumlah pakan bulan II =(0,2x549)kg+549kg = 658,8kg

Jumlah pakan bulan III =(0,25x658,8)kg+658,8kg = 823,5kg

Jumlah pakan bluan IV –bulan keXI = 10x823,5kg = 8.235 kg

Total pemberian pakan = 10.266,3kg

B. Analisa Biaya

1. Input

a. Biaya Infestasi

-Pembuatan kandang tahun 1 = Rp.35.000,00

-Pembuatan kandang dan Box tahun 11 =Rp.40.000,00

-Pembuatan pagar keliling =Rp.125.000,00

Total biaya investasi =Rp.200.000,00 (1)

b. Biaya Operasi

-Pembelian 155 ekor ayam=155xRp900,00 =Rp.139.500,00

-Pembelian untuk 155 ekor ayam=13.578xRp120,00 =Rp.1.29.360,00

-Pembelian pakan untuk 189 DOC sampai umur 3 bulan =1.154,64xRp.120,00 = Rp.138.556,80

-Pembelian pakan untuk 183 ekor ayam=Rp.10.266,3x120,00

=Rp.1.231.956,00 +

Total pembelian pakan =Rp.2.999.872,80

-Biaya vaksin dan obat cacing untuk ayam muda dan dewasa =Rp.3.000 ,00

-Biaya vaksin dan obat cacing/DOC =Rp.1.000 ,00

Total biaya operasi =Rp.139.500,00 + Rp.2.999.872,80 + Rp 4000,00

=Rp.3.143.372,80

c. Penyusutan dan Perbaikan

-Penyusutan kandang 1 tahun =Rp.2.500,00

-Penyusutan pagar 1 tahun =Rp.3.000.00

-Perbaikan kandang 1 tahun =Rp. 4.000,00

` -Perbaikan kandang 1 tahun =Rp. 5000,00

Total =Rp. 14.50000

2.Output

-Penjualan telur selama pemeliharaan= 49.300xRp850,00=Rp 41 905.000,00

-Penjualan ayam afkir @Rp40.000,00 =Rp 6.200.000,00

- Penjualan dari telur yang dikomsumsi =3060x500=Rp 1.530.000,00

Total Rp 49.635.000,00

C. Keuntungan Yang Diperoleh

Rp 49.635.000,00 – Rp25.034.099.00 = 24.600.001,00

Rp24.600.001,00 : 20bln = Rp 1.230.000,00 /bln



source : kampoengpetek.blogspot.com
[ ... ]

INSEMINASI BUATAN PADA AYAM BURAS

Ayam buras sudah dikenal masyarakat Indonesia dan penyebarannyapun telah
merata terutama di pedesaan. Karena perawatannya mudah, daya tahan hidupnya cukup
tinggi, adaptasi dengan lingkungan dan makanan mudah serta lebih digemari masyarakat
karena baik daging maupun telurnya memiliki cita rasa yang lebih disukai dibandingkan
ayam ras.
Pengembangan ayam buras saat ini sudah diarahkan sebagai penghasil daging
dan telur konsumsi, meskipun mengalami berbagai kendala, antara lain : rendahnya
produksi, terbatasnya managemen pemeliharaan, dan tingginya variasi genetik antar ayam
itu sendiri.
Menurut data dari Ditjen Peternakan tahun 1995, peternak ayam buras di wilayah
DKI Jakarta pada tahun 1994 menghasilkan daging 240 ton pertahun atau setara dengan
240.000 ekor pertahun atau 20.000 ekor perhari, dan telur 900 ton pertahun. Pada tahun
1990 - 1994 terjadi penurunan produksi daging dan telur ayam buras masing-masing
15,11 % - 16,04% pertahun yang antara lain disebabkan oleh penurunan populasi ayam
buras yang mencapai 15,24% pertahun. Pada saat yang sama, permintaan pasar
terhadap komoditas hasil ternak ayam buras selalu meningkat.
Kebutuhan telur dan daging ayam buras untuk DKI Jakarta dengan jumlah yang
sangat besar sampai saat ini sebagian besar masih dipasok dari daerah sekitarnya,
seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Lampung. Hal ini karena pengernbangan ayam
buras di DKI Jakarta mengalami kendala khususnya areal pemeliharaan yang terbatas dan
jumlah penduduk yang sangat padat. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan teknologi
usaha peternakan yang tepat guna untuk petani dengan pemilikan lahan terbatas yaitu
dengan cara mengandangkannya pada kandang sistem batere seperti dilakukan pada
ayam ras petelur. Cara ini sudah terbukti mampu meningkatkan produksi telur sesuai
dengan kondisi di DKI Jakarta.
Untuk usaha yang diarahkan sebagai ayam buras pedaging, teknologi tersebut
masih mengalami berbagai kendala seperti sulitnya menghasilkan anak ayam (DOC)
dalam jumlah banyak dan seragam dengan waktu yang relatif singkat. Kualitas semen dan
fertilitas semen ayam buras yang dihasilkan ditingkat peternak cukup balk, namun angka
kematian embrio dan scat periode indukan yang masih tinggi (20 - 44%) akan mengurangi
arti pejantan dan merupakan bukti bahwa pengelolaannya perlu diperbaiki. Masalah ini
dapat diatasi dengan teknologi Inseminasi Buatan yang dipadukan dengan pemeliharaan
sistem batere, sehingga akan dihasilkan telur tetas dalam jumlah banyak dan dalam waktu
yang lebih singkat dibandingkan kawin alarm pada sistem kolom. Hasil penelitian tentang
Inseminasi Buatan pada ayam buras menunjukkan bahwa pengenceran semen dengan
NaCl 0,9%; dosis 0,1 ml semen encer dapat menghasilkan daya tunas 56,48%.

Selengkapnya Download Disini . . . . .
[ ... ]

Senin, 12 April 2010

Pengaruh Dosis EM-4 (Effective Microorganisms-4) Dalam Air Minum Terhadap Berat Badan Ayam Buras

Salah satu kendala utama dalam pe-ternakan ayam buras adalah tingginya biaya ransum. Biaya ransum dapat men-capai 70% dari total biaya produksi, selain itu, harga ransum di indonesia termasuk mahal karena sebagian besar bahan masih inpor. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan terobosan-terobosan dalam bidang teknologi peternakan utamanya teknologi yang berkaitan dengan persoalan ransum. Diharapkan dengan teknologi tersebut mendapat suatu metode baru dalam hal penyediaan ransum yang lebih simpel, efektif dan efisien, sehingga peternak dapat terus menjalankan usaha dengan tingkat keuntungan yang lebih baik karena ternak dapat tumbuh dengan baik dengan penggunaan ransum.

Teknologi probiotik adalah salah satu temuan dalam bidang ilmu bioteknologi yaitu suatu produk yang mengandung mikroorganisme hidup dan nonpatogen yang diberikan kepada hewan untuk mem-perbaiki laju pertumbuhan, efisiensi kon-versi ransum dan kesehatan hewan. Karena dengan penerapan teknologi pro-biotik dapat meningkatkan kemampuan daya cerna organ pencernaan ternak sehingga pengaruh positif terhadap efisiensi penggunaan ransum, dengan demikian terjadi penghematan modal dan dapat mengoptimalkan pendapatan.

Perkembangan probiotik di Indonesia belum pesat, namun sudah mulai dikem-bangkan dan salah satu probiotik yang telah mampu diproduksi dalam negeri berupa media kultur berbentuk cairan yang dapat disimpan lama adalah EM-4 (Effective Microorganisms–4). EM-4 me-ngandung 90% bakteri Lactobacillus sp (bakteri penghasil asam laktat) pelarut fosfat, bakteri fotosintetik, Streptomyces sp, jamur pengurai selulosa dan ragi. EM-4 merupakan suatu tambahan untuk mengoptimalkan pemanfaatan zat-zat ma-kanan karena bakteri yang terdapat dalam EM-4 dapat mencerna selulose, pati, gula, protein, lemak.

Di bidang peternakan EM-4 dapat di-gunakan sebagai campuran jamu untuk ternak. Jamu untuk ternak tersebut difer-mentasi dengan menggunakan EM-4. Dari hasil tersebut telah terbukti bahwa ayam atau bebek yang mengkonsumsi jamu yang difermentasi dengan EM-4 mem-punyai kuning telur yang lebih tebal dan bau amis yang berkurang (Anonim, 2007).

Zainuddin (2006) telah mendapatkan bahwa ramuan obat (jamu) untuk ternak yang dicampur dengan EM-4 telah terbukti meningkatkan daya tahan tubuh ternak unggas, produktivitas, efisiensi pakan, kualitas karkas daging, aroma daging, dan kaulitas telur. Hal yang sama juga diperoleh Agustina (2006) bahwa ramuan herbal yang dicampur EM-4 cenderung memperbaiki konsumsi pakan, konversi pakan maupun rasio efisiensi protein. Haruna dan Sumang (2008) juga mendapatkan bahwa jamu yang dicampur dengan M-Bio/EM-4 akan meningkatkan efisiensi pakan dan air minum.

Berdasarkan uraian tersebut maka pene-litian pengaruh dosis EM-4 dalam air minum terhadap pertambahan berat badan ayam buras menjadi menarik untuk di-teliti. Penelitian bertujuan untuk menge-tahui pengaruh dosis EM-4 dalam air minum terhadap pertambahan berat badan ayam buras.

Selengkapnya, download disini......

source : www.stppgowa.ac.id
[ ... ]

Sabtu, 10 April 2010

Dedak Padi dan Cara Menilainya

Dedak merupakan hasil ikutan padi, jumlahnya sekitar 10% dari jumlah padi yang di giling menjadi beras. Bahan ini biasa digunakan sebagai sumber energi bagi pakan layer, yang mana penggunaanya rata-rata mencapai 10-20% di usis produksi. Menurut NRC 1994, energi yang terkandung dalam dedak padi bisa mencapai 2980 kcal/kg. Namun nilai ini bukan harga mati, karena jumlah energi yang bisa dihasilkan dari nutrient yang ada pada dedak tergantung dari jumlah serat kasar, dan kualitas lemak yang ada didalamnya. Semakin tinggi serat kasar maka semakin rendah pula jumlah energinya. Indikator tingginya serat kasar bisa di lihat dari jumlah hull/sekam nya dengan cara menaganalisa dengan phloroglucinol . Bau dari dedak padi juga harus fresh, karena jika baunya sudah tengik berarti telah terjadi reaksi kimia pada lemak yang ada didalam dedak tersebut. Artinya jumlah energi dari lemaksnya juga semakin sedikit. Pada musim penghujan perlu diwaspadai juga dedak padi dengan kadar air tinggi, biasanya dedak semacam ini cepat rusak (menggumpal) dan akan memicu terjadinya oksidasi pada lemaknya.

Berikut ini adalah skema pemrosesan dedak padi :


Dari hal tersebut diatas maka peternak sebaiknya mempertimbangkan penerimaan dedak padi berdasarkan kualitasnya. Berikut ini adalah cara memilih dedak padi yang baik untuk ayam petelur.

1. Analisa Fisik

Warna harus cokllat cerah dan tidak menggumpal, biasanya rice bran yang menggumpal mempunyai kadar air tinggi. Baunya juga tidak “tengik” (rancid), bau tengik biasanya disebabkan karena proses oksidasi, karena dedak banyak mengandung asam lemak tak jenuh yang mudah tengik. Ini juga menjadi indikasi bahw a dedak yang disimpan sudah cukup lama.

2. Proximat Analysis

Uji ini adalah uji dasar untuk semuabahan baku yang akan dibuat pakan termasuk rice bran. Teknik analysa proximat tidak dicantumkan dalam tulisan ini, karena membutuhkan banyak peralatan dan cukup mahal biayanya. Namun demikian ada beberapa nutrient yang harus tetap di uji untuk bisa menentukan nilai Energi metabolis dan Asam Amino dalam rice bran n diantaranya adalah kadar air, protein, serat kasar, dan ash (abu). Standart hasil analisa proximat rice bran yang umumnya dipakai adalah sebagai berikut :

Standart Hasil Analisa Proximat :


SNI 01-3178-1996-REV.1992 Dedak Padi Kualitas I

3. Kandungan Sekam/hull

Kandungan sekam mempunyai korelasi positif terhadap kandungan serat kasar. Semakin tinggi kandungan sekam, semakin tinggi juga kandungan serat kasarnya. Oleh karena itu perlu ada batasan dan teknik untuk mengetahui apakah kandungan sekam normal atau tidak. Kandungan sekam umumnya kurang dari 13 %, namun seringkali ditemukan dedak padi yang kandungan sekamnya lebih dari 15%. Untuk menhindari penggunakan penggunaan dedak padi dengan kandungan sekam lebih dari 15%, perlu dilakukan test dengan flourogucinol. Karena telah diketahui bahwa flouroglucinol tidak bereaksi dengan dedak namun memberikan warna merah pada kulit padi (sekam). Uji dengan flouroglucinol ini juga bisa mendeteksi jika dedak padi di campur atau terkontaminasi dengan serbuk gergaji karena pada prinsipnya flouroglucinol bereaksi dengan lignin yang ada dalam kulit padi.

Langkah – Langkah pengecekan Hull (sekam) :

1. Grinding Sekam dan Kulit Gabah (hull)
2. Dedak padi Grade A disaring dengan Sieve 0.6 mm
3. Siapkan standart Dedak padi + 5%; 10%, 15%, 20%, 25% sekam
4. Timbang masing-masing 1 gram dedak padi standart pada petri disk
5. Timbang sample 1 gram dan letakan pada petri disk
6. Pipet 4 ml phloroglucinol ke masing-masing petri diks
7. Aduk sampai homogen
8. Diamkan 10-15 menit
9. Lihat perubahan warna dan bandingkan dengan standar



4. Kontaminasi Bahan Organik

Ini perlu dihindari, karena kontaminasi dengan bahan lain apapun bisa merubah komposisi nutrient, yang mana tidak semua nutrient (asam amino) selalu dianalisa sebelum digunakan. Teknik yang sering dilakukan untuk mendeteksi adanya kontaminan bahan anorganik seperti Zeolit yaitu dengan mereaksikan dengan CCl4 . Prinsipnya bahwa bahan organik akan mengapung jika ditambahkan zat tersebut sedangkan bahan anorganik tetap akan tenggelam

5. Kontaminasi dengan Kapur

Kontaminasi kapur pada dedak padi sering ditemukan dilapangan, karena memang harga kapur jauh lebih rendah dibandingkan dengan dedak, dan warnanyapun tidak banyak merubah warna dasar dedak. Kontaminasi dengan kapur secara fisik akan sulit diketahui, namun karena kapur dan dedak padi mempunyai perbedaan density yang cukup banyak sehingga merubah density dedak yang terkontaminasi. Density dedak rata-rata 350 gram/lt, sedangkan density dedak yang terkontaminasi kapur bisa mencapai 450 gram/lt.

Selain dari segi perbdaan density, kontaminasi dengan kapur juga bisa di uji secara kimiawi. Adanya reaksi HCL dengan kapur bisa digunakan untuk menguji adanya kontaminasi tersebut.

Peternak juga perlu memperhitungkan energi yang terkandung didalam dedak padi dengan cermat. Berikut adalah Simulasi hubungan energi pada dedak padi dengan nilai nutrisinya. Perubahan nilai protein biasanya tidak signifikan pengaruhnya terhadap kandungan energi, sedangkan peningkatan kandungan serat kasar dan abu akan menurunkan nilai energi cukup banyak.Berikut ini adlah contoh simulasi kandungan energi karen perubahan kadar serat kasar dan abu (Ash) :


Source : selfmixing.blogspot.com
[ ... ]

Jumat, 09 April 2010

AGROINDUSTRI AYAM YANG TETAP KAMPUNG



Pada awal tahun 1970an, harga daging dan telur ayam ras (ayam negeri), lebih mahal daripada harga daging dan telur ayam kampung. Sebab populasi ayam ras pedaging maupun petelur masih sangat kecil. Waktu itu menggoreng telur atau memasak daging ayam ras, merupakan sesuatu yang sangat prestisius. Sebab untuk kondisi sosial ekonomi saat itu, makan telur dan daging ayam bagi masayarakat menengah bawah, masih merupakan hal yang sangat mewah. Lauk utama di warung tegal (warteg), saat itu hanyalah tahu dan tempe. Kalau saja ada ikan, maka bisa dipastikan ikan laut atau tambak air payau. Misalnya kembung atau bandeng. Sekarang, harga telur dan daging ayam kampung (ayam bukan ras = ayam buras); jauh lebih mahal dibanding dengan harga telur dan daging ayam ras. Kalau harga ayam ras per ekor @ 1,5 kg. Rp 15.000,- maka harga ayam kampung dengan bobot sama sudah sekitar Rp 25.000,- di tingkat konsumen. Kalau harga telur ayam ras di tingkat konsumen Rp 6.000,- per kg. isi 18 butir (bobot @ 55 gram) atau per butir Rp 333,- maka harga telur ayam kampung mencapai Rp 1.100,- per butir. Tingginya harga telur dan ayam kampung hidup, telah mengilhami para petarnak untuk mengambil jalan pintas.

Cara untuk memacu produktivitas ayam kampung adalah, dengan menerapkan teknologi peternakan ayam ras, baik broiller maupun petelur. Ada yang menerapkan teknologi ini secara penuh, ada pula yang hanya sebagian. Pada produksi ayam pedaging, peternakan dibagi menjadi tiga. Pertama pemeliharaan induk (produksi telur) dalam kandang ren dan penetasan (dengan mesin tetas) serta pemeliharaan DOC dengan indukan (pemanas). Kedua, Pemeliharaan anak ayam pasca indukan, sd. umur 2 bulan. Ketiga, pembesaran ayam konsumsi dan calon induk. Tiga tahap pemeliharaan inilah yang dilakukan sepenuhnya atau sebagian dengan teknologi dan pakan broiller. Pada produksi telur konsumsi, induk betina ayam kampung dipelihara dalam kandang batery (1 ekor induk 1 kandang seukuran tubuhnya), dan diberi pakan layer (pakan khusus petelur). Hasilnya, berupa telur ayam kampung, tetapi produktivitasnya sangat tinggi. Namun pola pemeliharaan ayam ras yang diterapkan pada ayam kampung ini, telah menurunkan harga ayam hidupmaupun telurnya. Dengan penerapan teknologi ayam ras 100%, harga ayam potong dan telurnya hanya sedikit diatas harga daging dan telur ayam ras. Dengan penerapan sebagian teknologi ayam ras, maka harga produknya bisa lebih tinggilagi, namun tetap di bawah harga produk ayam kampung yang dipelihara secara kampung 100%.

Yang disebut sebagai dipelihara secara kampung 100%, sebenarnya hanya menyangkut pakan dan pembesaran dengan cara diumbar dalam kandang ren yang cukup luas. Sementara pembenihannya tetap bisa menggunakan teknologi broiller. Sebab pembenihan dengan mengandalkan cara alami, tidak akan pernah mencapai populasi yang diinginkan oleh pasar. Sementara pembesaran dengan menggunakan poer dan dengan cara dikandangkan, akan menurunkan nilai daging ayam tersebut. Para pedagang ayam, pasti segera tahu apakah ayam kampung tersebut dipelihara secara alami denganpakan alami atau dengan pakan poer. Meskipun pada pembenihan bisa menggunakan teknologi broiller, namun induk betina tetap tidak boleh diberi pakan layer. Lebih-lebih diberi egg stimulant. Hingga pakan untuk induk jantan maupun betinanya hanyalah dedak, jagung, gabah, ampas tahu, hijauan dan untuk protein hewaninya bisa cacing, bekicot, belalang dll. atau tepung ikan. Pemberian pakan layer, lebih-lebih dengan egg stimulant, memang akan memacu produktivitas telur. Namun anak ayam yang dihasilkan akan benyak yang cacat atau daya tetasnya rendah. Induk-induk penghasil telur tetas ini dipelihara dalam kandang ren (sebagian beratap sebagian terbuka) dengan luas total minimal 3 X 6 m, dengan bagian yang beratap 2 m. Satu petak kandang berisi maksimal 9 induk betina dan 1 jago. Bagian yang beratap diberi tempat nangkring dan kotak untuk bertelur. Konstruksi kandang dari kayu dan bambu.

Dengan pakan bernutrisi cukup, produksi telur minimal 30 % per hari dari total populasi induk betina. Dengan jumlah induk 100 ekor, tiap hari harus ada 30 butir telur. Dari 30 butir telur tadi, yang memenuhi syarat untuk ditetaskan hanya sekitar 80 %. Umur telur untuk masuk ke mesin tetas, paling lama 1 minggu. Kapasitas mesin tetas berenergi listrik atau minyak tanah, disesuaikan dengan jumlah telur yang akan ditetaskan. Dengan produksi telur 30 butir dan layak tetas 80%, maka diperlukan 4 mesin tetas kapasitas 160 butir, atau 8 mesin tetas berkapasitas 80 butir. Kalau mesin tetas berenergi listrik PLN, diperlukan generator untuk cadangan apabila listrik PLN padam. Dari 160 butir telur per minggu atau 640 per bulan, akan dihasilkan minimal 125 ekor DOC per minggu atau 500 ekor per bulan. Untuk itu diperlukan kandang indukan berpemanas dengan dengan kapasitas 500 ekor DOC. Sebab kandang indukan akan diperlukan untuk jangka waktu 1 bulan. Indukan bisa berupa lampu minyak atau kompor batubara yang biasa digunakan dalam pemeliharaan broiller. Sampai dengan umur 1 minggu, anak ayam bisa diberi pakan starter buatan pabrik. Namun secara bertahap mereka harus diberi dedak, menir dan bahan pakan alami lainnya.

Setelah umur 2 bulan, anak ayam harus mulai ditaruh dalam lahan umbaran. Luas lahan umbaran minimal 500 m2 untuk 100 ekor ayam. Berarti dengan produksi 500 ekor per bulan dan dengan umur panen 6 bulan, maka populasi total ayam umbaran adalah 2.000 ekor. Luas lahan umbaran yang diperlukan, minimal 1 hektar. Hingga idealnya, pemeliharaan ayam kampung murni umbaran dengan pakan alami, digabung dengan penanaman jati, albisia dll. Pakan untuk ayam umbaran ini harus 100 % alami. Prosentase terbesar dari pakan alami ini adalah gabah dan jagung.Untuk menjaga agar ketersediaan pakan terjamin, maka harus ada gudang dan cadangan dana untuk stok pakan. Karena biasanya kekosongan jagung dan gabah akan terjadisekitar 3 bulan, maka stok pakan yang diperlukan untuk 2.000 ekor ayam mencapai 13,5 ton gabah atau jagung pipilan. Dengan harga sekitar Rp 1.000,- per kg. maka dana cadangan pakan yang diperlukan untuk jangka waktu 3 bulan mencapai Rp 13.500.000,- atau Rp 27.000.000,- untuk jangka waktu 6 bulan. Dengan investasi dan modal kerja sekitar Rp 30.000.000,- dana cadangan pakan Rp 27.000.000,- dan dana cadangan lukuiditas Rp 13.000.000,- maka total modal yang diperlukan untuk pemeliharaan ayam kampung skala induk 100 ekor adalah Rp 70.000.000,-

Persiapan yang diperlukan untuk "proyek" demikian akan memakan waktu paling cepat 3 bulan. Yakni mencari lahan, membangun kandang, mengebor sumur, mencari bibit ayam dll. Hingga operasi pemeliharaan baru akan berjalan paling cepat pada bulan IV. Sekitar 2 bulan kemudian, produksi telur baru akan normal. Hingga penetasan baru akan berlangsung pada bulan VI. Hingga praktis, penjualan panen perdana ayam kampung umur 6 bulan, baru akan terjadi setelah 1 tahun semenjak kegiatan awal dimulai. Dengan mortalitas 5 %, maka hasil ayam umur 6 bulan yang bisa dijual sekitar 475 ekor per bulan setelah satu tahun sejak start awal. Harga ayam kampung demikian, sekitar Rp 18.000,- per ekor hingga pendapatan kotor per bulan dari penjualan panen ayam Rp 8.550.000,- Pendapatan kotor ini belum memperhitungkan pendapatan dari penjualan telur afkir yang tidak layak tetas. Biaya pakan, tenaga kerja, listrik, penyusutan kandang dll. per bulan sekitar Rp 6.500.000,- Hingga pendapatan bersih (keuntungan) per bulan Rp 2.000.000,- atau Rp 24.000.000,- per tahun atau 34% dari total modal. Angka ini masih cukup baik kalau kita perhitungkan suku bunga pinjaman komersial sebesar 20% per tahun.

Dengan menggabung peternakan ayam kampung umbaran ini pada lahan tanaman jati, albisia atau kebun buah, maka sebenarnya banyak hal bisa dihemat. Misalnya tenaga kerja, sewa lahan, bangunan, listrik dan air. Selain itu, kotoran ayam juga akan menjadi pupuk pada tanaman keras pada lahan tersebut. Hal-hal yang perlu diperhitungkan dalam peternakan ayam kampung demikian adalah, lahan umbaran harus bersih dari karet gelang, plastik dan pecahan beling (botol, gelas dll) yang akan membahayakan keselamatan ayam. Pemeliharaan ayam kampung dengan teknologi broiler 100%, bisa menghasilkan ayam konsumsi bobot 6 sd. 7 ons pada umur 70 hari. Produk ini banyak diserap oleh restoran padang untuk bahan ayam pop. Sementara ayam goreng Ny. Suharti dll. mutlak mensyaratkan ayam kampung dengan sistem umbaran dan dengan pakan alami. Mereka akan segera tahu apakah ayam itu diumbar atau tidak dan diberi pakan poer atau gabah dan jagung. Sebenarnya beberapa kali Singapura dan Hongkong minta ayam kampung dari Indonesia. tetapi jangankan mereka, Jakarta pun sampai dengan saat ini masih kekurangan suplai ayam kampung umbaran. Bahkan akhir-akhir ini, Jepang juga menjajaki kemungkinan mendatangkan ayam kampung dari Indonesia. Persyaratan mereka lebih ketat. Benih mereka tentukan dan umbaran harus 100 %. Untuk itu mereka akan mengirim supervisor. Namun peternak Indonesia tampaknya kurang merespon hal-hal demikian ini.

source : foragri.blogsome.com
[ ... ]

Kamis, 08 April 2010

Meraup untung dari Ayam Kampung


Agrobisnis seperti sumur yang tak pernah kering. Ini bukan omong kosong.ketika industri lain ambruk diterjang badai krisis moneter, sektor ini terbukti tetap tegar. Benarkah ? bagi yang komponen lokalnya dominan, jawabannya : benar.

Dibidang peternakan, misalnya, usaha ayam ras(ayam pedaging) langsung terkapar ketika krisis berlangsung. Maklum ayam jenis ini banyak menelan dollar, mulai dari bibit, bahan baku pakan, obat-obatan hinggaperalatan.

Lain cerita kalau yang diternakan ayam kampung atau ayam buras(bukan ras) yang 100 % asli Indonesia. Menurut data Ditjen Peternakan, tahun 1998 populasi ayam kampung mengalami peningkatan sekitar 1 % dibanding tahun sebelumnya, jauh berbeda dengan ayam ras yang anjlok sampai 70 %.

Produksi telur ayam ras (leghorn) petelur misalnya bisa mencapai 300 butir setahun. Sementara ayam kampung yang dipelihara secara khusus paling banter hanya 100 butir telur. Begitu juga dengan ayam ras pedaging (broiler). Tubuhnya cepat bongsor, dalam 30 hari bisa mencapai 1 kg. Sementara ayam kampung membutuhkan 3 bulan untuk mencapai bobot hidup yang sama . Hanya saja harga daging dan telur ayam kampung lebih tinggi, itu kelebihannya.

Keuntungannya jelas

Bila serius keuntungan usaha penetasan ayam kampung ternyata cukup menggiurkan. Saat ini harga sebutir ayam kampung Rp 800. Sementara harga seekor anak ayam yang baru menetas atau biasa disebut DOC (Day Old Chick), sekitar Rp 2000 perekor, berarti kalau ditetaskan untungnya lebih dari 100 % ? memang besar.

Mencari telur

Pada dasarnya tidak sulit asal mau telaten. Sebab, telur bisa diperoleh di kampung-kampung. Pada pemeliharaan trdisional, umumnya setiap induk melakukan perkawinan dengan ayam pejantan. Sehingga telur yang dihasilkan merupakan telur yang bertunas atau yang bisa di tetaskan. Bisa juga melalui penjual jamu gendong, dipasar-pasar lokal juga mudah ditemukan.

Mesin penetas

Mesin tetas bisa didapat dengan dua cara. Jika punya uang bisa membeli mesin tetas sendiri. Harganya antara Rp 700 ribu hingga Rp 5 juta, tergantung daya tampungnya. Untuk alat yang satu ini, banyak yang dijual disekitar Tangerang.

Kalau mau menyewa bisa dicari sekitar Rawa Belong, Jakarta Barat. Akan lebih untung kalau memiliki mesin penetas sendiri dengan kapasitas yang besar. Selain dipakai sendiri, juga bisa disewakan.

Pemasaran

Tak usah bingung memasarkan anak ayam. Banyak jalannya. Antara lain melalui Koperasi Peternak ayam buras Jakarta. Atau bisa langsung bekerja sama dengan peternak ayam buras. Kalau belum puas dengan hasil anak ayam, bisnis ini bisa dikembangkan sebagai bisnis terpadu. Artinya, selain anak ayam, juga beternak ayam pedaging (broiler) dan telur.

Pakan Di buat sendiri

Siapa yang tak ingin usahanya berkembang. Untuk itu, ada baiknya seorang peternak juga menguasai pembuatan pakan. Sejak krisis berlanjut, tidak sedikit pengusaha peternakan, baik ayam pedaging maupun petelur, yang gulung tikar. Penyebabnya ya, karena sebagian besar bahan bakunya mengandalkan impor. Sementara pakan dari bahan baku lokal yang sebenarnya dari sisi kualitas tidak kalah, masih jarang dilirik peternak.

Dari pada buang duit untuk membeli bahan pakan ternak ada baiknya mempelajari kiat membuat pakan sendiri seperti yang disajikan dibawah ini. (Tabel I & II).

Pola usaha ini sudah dujalani Ekok Wakradiharjo, peternak ayam kampung yang bermukim di Jagarkarsa, Jakarta Selatan. Dengan menggunakan pakan lokal ia mampu memetik penghasilan lumayan besar.

Dari 1000 ekor ternaknya, minimal setiap bulan mengantungi keuntungan Rp. 1,4 juta. Itu baru dari hasil penjualan ayam kampung pedaging. Jadi belum termasuk telur, ayam afkiran dan kotoran ayam yang belakangan ini jadi rebutan petani karena harga pupuk kimia sangat mahal.



Analisis Keuntungan
Usaha Ayam Kampung Pedaging
Per 1.000 ekor
per 3 bulan

A. Investasi

Kandang dgn biaya perekor @ Rp. 7.000 Rp. 7.000.000.

B. Biaya Lancar

DOC 1.000 ekor @ Rp. 1.800 Rp. 1.800.000.

Pakan

a. Starter1 1000 kg @ Rp. 1.824,5/kg Rp. 1.824.500.

b. Starter2 1500 kg @ Rp. 1.657,5/kg Rp. 2.486.250.

Vaksin dan jamu 1000 ekor x Rp. 150 x 2 Rp. 300.000.

Listrik Rp. 100.000 x 3 = Rp. 300.000.

Kematian Ternak 10% Rp. 180.000.

Penyusutan Kandang (usia 4 tahun) Rp. 145.830.

Total Biaya Rp. 7.036.580.

C. Pendapatan

Ayam ukuran 0,9 kg @ Rp. 14.000/kg x 900 ekor (mati 10%) Rp. 11.340.000.

D. Analisis Keuntungan

Keuntungan bersih = Pendapatan - Biaya Lancar = Rp. 4.303.420

Catatan :

Pakan untuk starter 1 digunakan dari umur 0 hari sampai 4 minggu. Selanjutnya gunakan starter 2 hingga panen sekitar umur 3 bulan. Pada saat tersebut bobot hidup sekitar 0,9 kg/ekor

Ciri umum bibit unggul
* Bagian tubuh tak ada yang rusak atau cacat. Misalnya kaki utuh dan leher lurus. Otot kempal dan kuat terutama dibagian paha dan dada. Tulangnya juga kuat
* Susunan bulu teratur,saling meng- himpit dan tampak mengkilat. Kondisi bulu yang baik tersebut mencerminkan keadaan kulit yang baik pula.
* Mata cerah dan pandangannya tampak tajam.
* Gerakannya gesit yaitu mudah berontak bila dipegang.
* Ukuran badannya sedang, tidak kurus dan tidak gemuk.
* Induk jantan mempunya jengger yang berwarna merah cerah, kepala tampak kokoh,paruh pendek,tajam dan kuat. Selain itu, keturunannya bukan berasal berasal dari anak induk betina.
* Jarak ujung tulang dada dengan cloaca(dubur) berjarak minimal 3 jari tangan

Analisis Keuntungan

TELUR TETAS


Biaya Lancar :


1. Membeli telur tetas 500 butir x Rp 800 = Rp 400.000
2. Sewa mesin tetas 500 butir x Rp 100 = Rp 50.000
3. Biaya lain-lain = Rp 50.000
4. Total Biaya Lancar= Rp 500.000

Pendapatan :

1. 500 butir x 80 % x 2000 = Rp. 800.000

Keuntungan :


1. Rp 800.000 – Rp 500.000 = Rp. 300.000


source : wirausaha.itgo.com
[ ... ]

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS


Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan
ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak dipelihara
oleh peternak-peternak maupun masyarakat umum sebagai usaha untuk
pemanfaatan pekarangan, pemenuhan gizi keluarga serta meningkatkan
pendapatan.
Dikarenakan dengan pemeliharaan sistem tradisional, produksi telur ayam
buras sangat rendah, ± 60 butir/tahun/ekor. Berat badan pejantan tak lebih dari
1,9 kg dan betina ± 1,2 ~ 1,5 kg, maka perlu diintensifkan. Pemeliharaan yang
intensif pada ayam buras, dapat meningkatkan produksi telur dan daging, dapat
mencegah wabah penyakit dan memudahkan tata laksana.
Sistem pemeliharaan ayam buras meliputi : bibit, pemeliharaan, perkandangan,
pakan dan pencegahan penyakit.

Artikel selengkapnya dapat didownload DISINI ............
[ ... ]

PAKAN AYAM BURAS

Sampai saat ini ayam buras masih mempunyai peranan yang penting dalam
memenuhi kebutuhan daging dan telur. Bagi pemiliknya ayam buras merupakan sumber
penghasilan atau tabungan hidup yang sewaktu-waktu dapat diuangkan. Bagi konsumen,
ayam buras masih banyak dicari karena ciri khas rasa daging dan telurnya sebagai
campuran jamu tradisional yang tidak boleh ditinggalkan. Usahatani ternak ayam buras
banyak dilakukan oleh masyarakat DKI Jakarta, baik yang bersifat sambilan ataupun yang benar-benar ditekuni sebagai mata pencaharian. Produktivitas lahan dapat dicapai secara maksimal, karena meskipun lahan sempit tetapi bisa beternak dengan populasi tinggi.

Hal ini dimungkinkan dengan penggunaan kandang baterai (bertingkat) dan pemberian pakan yang memadai. Pada pemeliharaan dengan sistem ayam dikandangkan (intensif)
penyediaan pakan tergantung pada peternaknya. Ini artinya bahwa peternak menyediakan
seluruh kebutuhan pakan baik jumlah maupun mutunya sehingga mencukupi kebutuhan
gizi ayam buras. Dengan demikian ayam buras akan dapat berproduksi lebih baik.
Dalam usaha ternak ayam buras biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan pakan
paling besar yakni (60-80%) dari seluruh komponen biaya produksi yang dikeluarkan.
Untuk menghemat biaya ransum dapat disusun sendiri oleh peternak dari bahan-bahan
pakan yang mudah didapat disekitar kita, murah harganya tetapi memenuhi kebutuhan
gizinya. Bioteknologi yang terus berkembang menghasilkan sejenis probiotik yang berasal dari mikroba rumen. Probiotik ini berfungsi untuk memecahkan selulosa, hemiselulosa, lignin protein serta lemak sehingga ransum yang dikonsumsi lebih mudah diserap oleh usus. Disamping itu bau kotorannya menjadi berkurang. Hal ini cocok dengan kondisi wilayah DKI Jakarta dimana peternak berlokasi didaerah padat penduduk.

Untuk membaca artikel lengkap, silakan download filenya DISINI........
[ ... ]

MEMELIHARA AYAM KAMPUNG

MANFAAT MEMELIHARA AYAM KAMPUNG


Bagi masyarakat Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Sejak kecil kita setiap hari bisa melihatnya. Walau saat ini ayam kampung dikota-kota besar sudah jarang terlihat berkeliaran bebas, bukan berarti keberadaannya punah. Di pinggiran kota masih banyak orang memelihara ayam kampung. Baik dibudidayakan secara sungguh-sungguh maupun hanya sekedar peliharaan untuk memanfaatkan sisa-sisa makanan yang eman-eman kalau dibuang begitu saja.

Ayam kampung mempunyai nilai gizi yang baik. Selain itu juga mempunyai rasa yang lebih khas dan nikmat dibanding dengan jenis ayam pedaging maupun petelur. Serat yang liat dan kenyal menjadi ciri utamaya. Bahkan setiap lebaran ayam kampung identik dengan makanan yang harus diada-adakan.

Ayam kampung mempunyai keistimewaan dibanding yang lain, diantaranya : Ayam kampung lebih tahan terhadap penyakit. Tahan dan mudah menyesuaikan dengan cuaca di Indonesia. Makanannya mudah, bahkan bila di pelihara ala kadarnya cukup diberi makanan sisa-sisa. Dapat dilepas secara bebas.

Tujuan utama orang memlihara ayam kampung adalah untuk diambil telur, daging, dan untuk dikembang biakkan. Ayam kampung juga siap membesarkan anak-anaknya sendiri bila dilepas bebas.

Ada dua cara memelihara ayam kampung, yaitu dipelihara dengan dilepas bebas atau istilahnya diliarkan dan yang kedua dibudidayakan. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Ayam kampung yang dilepas bebas biasanya mempunyai tingkat kekebalan yang tinggi. Kita bisa menghemat biaya makanan. Karena ayam cukup diberi makan pagi hari saat akan dilepas berupa sisa-sisa makanan dan tambahan bekatul secukupnya. Selebihnya ayam akan mencari makan sendiri disekitar rumah. Namun cara ini juga ada kelemahannya. Ayam lambat untuk berkembang lebih banyak, karena tingkat kematian pada anak ayam relatif lebih tinggi. Waktu mengasuh terlalu lama yang berarti mengurangi produktifitas. Kita kurang bisa mengontrol keberadaan ayam. Sehingga kemungkinan dimangsa predator maupun hilang lebih tinggi.

Sedang bila kita membudidayakan dengan cara dikandangkan tentu lebih banyak keunggulanya. Walau tentu masih juga ada kekurangannya.

Ayam yang dikandangkan lebih mudah dikontrol keberadaannya. Kita bisa mempercepat populasinya dengan cara setiap ayam yang bertelur kita ambil dan kumpulkan untuk ditetaskan secara bersama dalam satu indukan atau mesin penetas. Anak ayam tidak harus ikt induknya. Namun dapat dipisah dan ditempatkan dengan pemberian panas cahaya listrik (untuk penghangat) dan makanan yang sesuai.

source : tumbuh.wordpress.com
[ ... ]

CARA MEMELIHARA ANAK AYAM KAMPUNG

CARA MEMELIHARA ANAK AYAM KAMPUNG

Menambah penghasilan sampingan buat keluarga




Ayam kampung saat lebaran seperti ini bak emas yang diburu setiap keluarga. Karena sudah lazim dinegeri ini, lebaran akan terasa hambar bila tidak ada hidangan opor ayam sebagai pendamping ketupat dan lontong. Maka jangan heran bila saat ini seekor ayam jago yang besar bisa mencapai harga sampai Rp. 150.000. Hal ini karena permintaan yang banyak sementara ketersediaan ayam kampung terbatas.

Apakah anda tidak tertarik untuk menernakkan sendiri ayam kampung ?. Yah hitung-hitung buat persaiapan lebaran mendatang dan sekaligus agar sisa-sisa makanan kita tidak terbuang sia-sia karena masih bisa dimanfaatkan untuk pakan ayam-ayam kita tersebut.

Untuk tulisan kali sengaja kami suguhkan Trik dan cara memelihara anak ayam kampung secara sederhana.

Untuk persiapan belilah indukan ayam yang sehat dan berbadan bongsor. Minimal persiapkan dua ekor ayam betina dan seekor pejantan. Bila disekitar anda sudah banyak tetangga yang memelihara ayam, anda tidak memerlukan ayam pejantan. Kecuali bila menginginkan peranakan yang akan menetas nanti adalah ayam dengan bibit yang unggul, maka mutlak harus dipih selain betina unggul juga pejantan yang unggul dalam arti sehat, masih muda, berbulu mengkilap bagus dan bersih dan terakhir berbadan bongsor.

Setelah melalui proses kawin, bertelur dan menetas ada dua cara yang bisa dipilih, anak ayam diliarkan dan dibiarkan diasuh oleh induknya dengan pakan ala kadarnya dari sisa-sisa dapur kita dan selanjutnya induk ayam akan mengajak anak-anaknya mencari makan disekitar kita, atau kita pelihara dengan cara memisahkan dari induknya.

Dengan memisahkan dari induknya akan mendapat hasil yang lebih cepat. Karena induk ayam tidak harus mengasuh sampai berbulan-bulan.

Induk ayam akan segera kawin dan bertelur kembali dan tentunya akan segera menetas kembali.

Dibawah ini adalah cara-cara beternak dengan cara memisahkan anaka ayam dari induknya yang kami anjurkan dengan harapan hasil yang diperoleh akan lebih maksimal disbanding diliarkan.



PERSIAPAN

Setelah anak ayam menetas, biarkan induknya mengerami sampai berumur 4 – 6 hari atau induk ayam mengajak keluar dari tarangan/ tempat mengeram , karena masa-masa ini anak ayam sangat rentan mati.

Pisahkan anak ayam dari induknya. Ambil anak ayam dan masukkan ke dalam kandang secara hati-hati agar tidak terjadi cidera pada kaki ayam

KANDANG

Kandang anak ayam terbuat dari kotak kayu. Untuk ­+ 10 ekor anak ayam buatlah kandang ukuran + 1 m2. Kandang harus mempunyai lobang sirkulasi udara, agar saat siang hari sirkulasi udara bisa keluar masuk secara sempurna.

Pada alas kandang baik pula bila dikasih berambut (kulit padi) atau serutan kayu yang agak halus. Beri penutup agar tidak kehujanan. Usahakan agar kandang dalam keadaan kering dan bersih serta udara lancer keluar masuk.

Lubang sirkulasi udara harus lancar. Usahakan agar lubang-lubang tersebut tidak terlalu lebar dan aman tidak dimasuki predator seperti kucing, garangan, luwak tikus dan sebagainya

Sebagai penghangat tubuh pada malam hari agar anak ayam tidak mati kedinginan, mutlak disediakan penghangat berupa lampu 40 – 60W didalam kandang. Dengan adanya lampu tersebut, anak ayam akan mencari sendiri tempat yang paling nyaman dan hangat sesuai kebutuhan.

PAKAN

Makanan anak ayam pada minggu-minggu pertama adalah pakan jenis awal / permulaan yang dapat dibeli toko-toko makanan ayam. Bila anda kesulitan mencarinya, anda bisa membeli makanan ayam di toko makanan burung berupa makanan jadi/ voor untuk anak ayam (biasanya penjual sudah tahu). Makan tersebut harus terjamin kesediaanya sampai anak ayam berusia 1-2 bulan.

Sediakan makanan dibeberapa tempat, agar ayam bisa makan sewaktu-waktu tanpa berebutan. Usahakan makanan tidak terlalu penuh dalam satu wadah untuk menghindari diacak-acak dan tidak terinjak-injak. Ketersediaan air juga sangat penting. Untuk satu kandang cukup sediakan 1-2 tempat yang bisa dibeli di toko penjual makanan ayam atau burung.

Cek keadaan anak ayam setiap saat agar tidak mati karena kurang nyaman. Biasanya kalau tempat kurang nyaman atau lapar anak ayam akan menciak keras dan tak beraturan. Cek kelembaban kandang, kepanasan atau kedinginan, makanan, ataupun sirkulasi udara, apakah sudah nyaman atau belum. Bila anak ayam tenang dan bersuara / menciak dengan suara yang beraturan pertanda anak ayam nyaman dalam kandang.

source : tumbuh.wordpress.com
[ ... ]

PAKAN CAMPURAN UNTUK AYAM BURAS


1. KELUARAN
Pakan cukup gizi dan disukai ayam buras
2. BAHAN DAN ALAT
Bahan pakan yang mudah didapat
3. PEDOMAN TEKNIS
1) Penyusunan ransum anak ayam
Susunan ransum anak ayam untuk 100 kg adalah sebagai berikut :
a. jagung giling 43 kg, dedak halus 35 kg, bungkil kedelai 10 kg,
b. tepung ikan 8,5 kg, kalsium karbonat 3,5 kg, garam 0,1 kg dan
c. premix A 0,4 kg.
d. Kandungan zat-zat nutrisi tersebut diatas adalah protein kasar 19,4% dan
energi metabolis 2537 kkal/kg.
2) Susunan ransum ayam buras periode produksi
Ransum campuran yang terdiri dari 3 bagian pakan komersil, 6 bagian dedak
halus dan 4 bagian jagung giling ditambah grit dan vitamin B-12 (sistem
intensif)
3) Susunan ransum ayam dara umur 12-20 minggu
Ada 4 jenis ransum ayam buras. Salah satunya adalah jagung giling 41 kg,
dedak halus 53 kg, tepung ikan 2 kg, bungkil kedelai 0,9 kg, tepung tulang
0,8 kg, kalsium karbonat 1,75 kg, premix A 0,25 kg, garam 0,2 kg dan lisin
0,1 kg. Kandungan zat nutrisi ransum ayam dara adalah sebagai berikut :
protein kasar 10-14%, energi metabolis 2700 kkal/kg ransum.
4) Susunan ransum ayam betina dewasa
Susunan ransum ayam betina dewasa untuk 100 kg adalah sebagai berikut :
a. jagung giling 28,2 kg, dedak halus 58,5 kg, tepung ikan 6,3 kg, kalsium
b. karbonat 6,5 kg, garam 0,2 kg dan premix A 0,3 kg. Kandungan zat nutrisi
tersebut diatas adalah protein kasar 15% dan energi metabolis 2312
kkal/kg.
5) Cara pencampuran sebaiknya dilakukan secara bertahap. Pencampuran
dilakukan untuk kebutuhan satu minggu untuk menghindari makanan
berjamur.
6) Cara pemberian untuk ayam muda - dewasa dilakukan 2 kali sehari (pagi
dan sore) berkisar 70-100 gram/ekor/hari. Untuk anak ayam umur 1 hari-12
minggu ransum dan air harus tersedia setiap saat dan tidak terbatas
jumlahnya. Hindari pemberian ransum yang berlebihan agar ransum tidak
terbuang dan berjamur.
4. SUMBER
Departemen Pertanian, http://www.deptan.go.id, Maret 2001
5. KONTAK HUBUNGAN
Departemen Pertanian RI, Kantor Pusat Departemen Pertanian - Jalan Harsono
RM No. 3, Ragunan - Pasar Minggu, Jakarta 12550 - Indonesia

source : niaga.pusri.co.id
[ ... ]

BETERNAK AYAM ORGANIK


Mengatasi krisis moneter saat ini, dimana nilai pendapatan dari
gaji bulanan yang tidak lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari
dikarenakan harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi, banyak
orang membuat kegiatan sebagai usaha sampingan dalam menambah
penghasilan.

Beberapa usaha yang dilakukan mulai dari bertani,
beternak, dan bahkan usaha bisnis lain.
Untuk usaha keluarga dalam beternak, banyak orang memilih ayam sebagai
usahanya, karena sistem beternak ayam lebih sederhana dan mudah tanpa
menguras waktu dan tenaga yang banyak baik dalam pemeliharaan dan
pemberian pakan.
Syarat pokok dalam mengusahakan ternak ayam :
1. Penguasaan ilmu.
•Breeding, menyangkut pemilihan dan penggunaan bibit unggul
ditingkat final stock serta strain tertentu.
•Feeding, menyangkut penyediaan dan pemberian ransum.
•Management, menyangkut tata laksana perkandangan, perawatan,
pamasaran dll.
•Disease management, menyangkut sanitasi, vaksinasi, dll.
2. Kepemilikan jiwa peternak.
•Ketekunan, menumbuhkan rasa cinta kasih besar terhadap ternak.
•Disiplin, menumbuhkan tanggungjawab terhadap hidup matinya ayam.
•Tidak mudah putus asa, kesabaran dalam menanggulangi kesulitan
ekonomis maupun teknis.
Produksi ternak dipengaruhi oleh dua faktor :
1. Faktor genetis. Ini menyangkut keturunan yang akan mempengaruhi
selanjutnya terhadap tinggi rendahnya produksi.
2. Faktor luar. Adapun faktor luar yang mempengaruhi antara lain : tata
laksana, perkandangan, makanan, lingkungan, dan penyakit.
Ada dua (2) jenis ayam yang biasa diternakkan selain ayam kampung :
1. Ayam pedaging (Broiler).
2. Ayam petelur (layer).
Pemeliharaan ayam :
1. Fase awal
Brooder yang baik
Alat-alat pemanas yang stabil
Konstruksi indukan yang baik

Konstruksi Brooder yang baik :
Lantai mudah dibersihkan.
Tinggi tempat makan dan minum 2,5 cm diatas punggung ayam.
Ukuran tempat makan, panjang 1,5 cm (ayam umur 1-2 minggu) dan 5
cm (ayam umur 2-8 minggu), lebar 8 cm, dalam 6 cm.
Ukuran tempat minum, separoh dari tempat makan.
Ukuran brooder, 15-20 ekor/m2 (umur 1 hari-8 minggu), 10-15 ekor/m2
(umur 8-22 minggu), 4-6 ekor/m2 (umur lebih dari 22 minggu).
2. Fase pertumbuhan
Populasi hunian 5-10 ekor/m2 .
Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari.
Kadar protein pada ransum 14-16%.
3. Fase Bertelur
Untuk ayam petelur, pada umur 5,5-6 bulan ayam sudah bertelur.
Makanan, protein disarankan kira-kira 17 %.
Pada wal bertelur supaya diberi feed suplement atau extra vitamin.
Kandang dengan popoulasi 4-5 ekor/m2, tebal lantai 25-30 cm,
sarang perteluran 35 x 35 x 40 cm/5 ekor.
Produktifitas telur, perlu pengaturan kadar protein dalam ransum,
pemberantasan cacing dan kutu ayam secra regular, penyediaan air minum
yang bersih dan memadai.
Syarat kandang ayam yang bagus :
a. Mempunyai ventilasi udara.
b. Terkena sinar matahari.
c. Lantai terbuat dari tanah, semen, dengan dialasi dengan serbuk
gergaji atau sekam padi.
d. Mempunyai tempat makanan dan minuman.
e. Mempunyai tempat bertengger.
Makanan, Fungsi :
Memenuhi kebutuhan hidup.
Membentuk sel dan jaringan hidup.
Menggantikan sel yang rusak.
Bahan untuk berproduksi.
Yang mutlak diperhatikan terutama zat-zat makanan :
1. Karbohidrat, sebagai sumber energi untuk mobilitas tubuh ayam, dan
resistensi terhadap pengaruh lingkungan. Sumber : jagung dan beras.
2. Lemak, sebagai sumber energi dan alat transportasi buat vitamin A,
D, E, dan K. Sumber : Kacang tanah, dedak halus, kedelai, bungkil
kelapa, tepung ikan, tepung daging, dsb.
3. Protein, untuk pertumbuhan tulang, urat, daging, kulit, bulu, dan
menggantikan jaringan-jaringan tubuh yang rusak. Sumber : tepung

daging, tepung darah, tepung ikan, susu, bekicot, siput, cacing dll
(hewani); kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacang
panjang, bungkil kelapa dll (nabati).
4. Mineral, untuk alat berproduksi, seperti : kalsium (pembentukan
tulang dan kulit telur), natrium (darah), HCl (getah lambung), Fe
(butir darah merah), yodium (kelenjar gondok) dll. Sumber : tepung
tulang, tepung kerang, kapur dsb.
5. Vitamin, mempertahankan kesehatan tubuh dan kemampuan berproduksi.
Sumber : minyak ikan, susu, hati (vitamin A); jagung, katul, kacangkacangan
(vitamin B1); jagung, beras, daunan hijau (vitamin B2);
padi-padian, ikan ragi, hijauan (vitamin B6), kotoran lembu/kerbau
(vitamin B12), minyak ikan, susu, kacang-kacangan (vitamin D);
touge, hijauan, padi-padian (vitamin E), dll.
Air, fungsinya :
Membantu proses pencernaan.
Membawa zat makanan ke seluruh tubuh.
Mengatur suhu tubuh dan metabolisme.
Pembuangan sisa makanan.
Lebih dari 60 % tubuh ayam terdiri dari kandungan air. Ayam selalu
minum setiap 15-20 menit.
Energy Tambahan
1. Antibiotic, fungsi untuk menstimulir pertumbuhan, mencegah penyakit,
dan efisiensi setiap perubahan ransum. Sumber : penicillin,
terramycin, exythromycin, dll.
2. Feed Suplement, fungsi untuk mencegah penularan penyakit,
mempercepat pertumbuhan, meningkatkan produksi, dll. Sumber : Premix
B, Premix A, TM 10, Egg Formula, Rovimix AD3, Mineral, dll.
3. Concentrate, campuran bahan makanan yang dilengkapi dengan :
protein, carbohydrat, lemak, dan zat kasar lainnya. Concentrate
complit terdiri dari protein, mineral, dan vitamin.
4. Hijauan, fungsi untuk menambah nafsu makan dan tambahan vitamin.
Sumber : daun-daunan berwarna hijau yang segar.
Pakan ayam pedaging (broiler)
Bahan-bahan :
Konsentrat 20 %.
Dedak 35 %.
Jagung giling 25 %.
Bungkil Kelapa 20 %.
Pakan ayam petelur (layer)
Bahan-bahan :
Konsentrat 25 %.
Dedak 35 %.
Jagung giling 40 %.
Mineral 0,1 %.

Source : marwah-peternakan.blogspot.com
[ ... ]

Minggu, 04 April 2010

Kerajinan Bambu Kandang Ayam dan Anyaman


Perkembangan zaman belum tentu selalu meninggalkan produk hasil perkembangan tempo dulu. Kerajinan bambu salah satunya.

Dengan semakin meningkatnya berbagai macam jenis bahan material dan bentuknya, ternyata tidak serta merta mengurangi minat masyarakat akan produk warisan zaman dulu, contohnya adalah kandang ayam dari bambu. Meskipun begitu untuk menemukan bahan baku dalam membuat kandang ayam, seperti anyaman kawat dan besi juga tidak terlalu sulit.

Akan tetapi, dengan kemajuan yang ada tersebut ternyata produk kerajinan dengan bahan baku bambu masih memiliki peminat yang cukup banyak. misalnya gedheg yang merupakan anyaman bambu baik dengan motif atau polos menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang tertentu untuk menggunakannya sebagai bahan dinding dan plafon.

Susilo Mugi Raharjo, laki-laki paruh baya ini telah menggeluti usaha ini sejak duduk di bangku SD hingga kini. Awal usahanya di daerah Bantul, tempat kelahirannya. Sekarang telah membuka cabang di wilayah Sleman yang telah berjalan selama 20 tahun dengan dibantu anak laki-lakinya.

Jenis-jenis produknya antara lain kandang ayam, dengan model kotak dan baterei (untuk ayam petelur). Sedangkan untuk kandang ayam jago model lingkaran, anyaman bambu (bermotif dan polos) dan kerei, dipasok oleh pengrajin lain dalam sebulan mencapai 20 buah. Terkadang Susilo juga menerima pesanan pembuatan gazebo dan rumah bambu, terutama dari usaha rumah makan.

Kapasitas produksi kandang ayam model kotak atau box dengan 1 ruang dalam sebulan mencapai 25 buah, sedangkan untuk model tingkat dengan 4 ruang mencapai 6-7 buah per bulan.

Selain itu Susilo juga melayani pesanan pembuatan kandang baterei untuk ayam petelur, terakhir pesanan yang dikerjakannaya mencapai 2000 buah kandang. Produk gedheg, anyaman bambu dengan motif atau polos, dalam sebulan minimal menerima pesanan 20-60 meter dan maksimal hingga ratusan meter. Gedheg dipasok oleh pengrajin bambu dari Desa Jethak dan Nanggulan.

Sedangkan untuk bahan baku bambu diperoleh dari Magelang, Purworejo dan Muntilan. Kebutuhan bambu dalam setiap bulannya bila kondisi sepi permintaan hanya membutuhkan bambu sebanyak 2 rit (1 truk) dan bila dalam kondisi banyak permintaan bisa mencapai 4 rit. Harga 1 rit bambu Rp 2juta.

Selain bambu, dibutuhkan kayu reng sebagai tiang atau kaki-kaki kandang dan kebutuhannya bisa mencapai 4 bokok atau sebanyak 100 buah per bulan dengan berbagai ukuran panjang.

Harga kayu reng 1 bokok antara Rp 32.000 (ukuran panjang 1 meter), Rp45.000( panjang 1.5 m) dan Rp 95.000 (ukuran 2 meter). Penggunaan ukuran panjang kayu reng sesuai model dan ukuran kandang yang akan dibuat.

Proses Produksi

Pada proses produksinya, Susilo dibantu anaknya dan bila ada permintaan cukup banyak maka Susilo menggunakan tenaga kerja borongan dari Bantul. Untuk kandang kotak atau box, biaya tenaga kerja borongan Rp 15.000/buah sedangkan untuk kandang baterei biaya borongan Rp3000/buah. Proses pembuatan kandang cukup sederhana.

Bambu dan kayu reng dipotong sesuai dengan ukuran standar yang telah ditentukan, misalnya bagian kerangka dan bagian jeruji memiliki ukuran tersendiri. Apabila kandang merupakan pesanan khusus, biasanya konsumen mengajukan gambar desain sendiri.

Potongan bambu dipaku hingga membentuk dinding jeruji dengan bingkainya kemudian dinding tersebut dipaku pada kayu reng sebagai kaki-kakinya. Jangan lupa siapkan pada salah satu sisi dinding untuk penempatan pintu kandang.

Pemasaran

Produk kandang buatan Susilo banyak dibeli oleh pedagang-pedagang kandang eceran di wilayah Jogja. Selain tampilannya yang cukup rapi, konstruksinya juga cukup kuat. Susilo tidak pernah mempekerjakan karyawan selain tenaga kerja borongannya untuk menjaga standar kualitas.

Produk anyaman bambu banyak mendapat pesanan dari pengusaha rumah makan di wilayah Jogja, sedangkan kerei sudah mempunyai pelanggan di beberapa kota, misalnya Jakarta.

Harga jual, Susilo mematok :
Produk Jenis Harga
Kandang ayam 1 ruang Rp 50.000/buah

2 ruang Rp 125.000/buah

4 ruang (2 tingkat) Rp 250.000/buah

Gedheg (anyaman) Motif Rp 25.000/meter, termasuk pemasangan

Polos Rp 15.000/meter, termasuk pemasangan

Kendala Usaha

Kendala dalam menjalankan usaha ini sebenarnya tidaklah terlalu banyak, yaitu sulitnya bahan baku bambu hanya insidental terutama pasca gempa bumi Jogja dimana banyaknya kebutuhan bambu untuk pembangunan rumah, pengelolaan usaha yang kurang baik, terutama kurang tertibnya pada pembukuan keuangan membuat kesulitan dalam peningkatan modal untuk pengembangan usaha. Sehingga saat ini, Susilo masih belum bisa mengembangkan cabang usahanya karena kendala tersebut.

Simulasi Usaha Kerajinan Bambu

Pengeluaran
Bahan Baku
Pembelian Bambu : 2 rit x Rp. 2.000.000,00 = Rp. 4.000.000
Pembelian Kayu : 4 bokok x Rp. 75.000,00 = Rp. 300.000
Jumlah = Rp. 4.300.000
Tenaga Kerja
Tenaga borongan kandang box: 32 buah x Rp. 15.000 = Rp. 480.000
Tenaga borongan kandang batrei: 500 buah x Rp.3.000= Rp. 1.500.000
Jumlah = Rp. 1.980.000

Total Pengeluaran: Rp. 4.300.000 + Rp. 1.980.000 = Rp. 6.280.000

Pendapatan
Penjualan Kandang ayam 1 ruang: 25 buahxRp. 50.000 =Rp.1.250.000
Penjualan Kandang ayam 4 ruang: 7 buahxRp.250.000 =Rp.1.750.000
Penjualan Gedheg anyaman : 60 meter x Rp. 25.000 =Rp. 1.500.000
Penjualan kandang baterei : 500 buah x Rp. 15.000=Rp. 7.500.000
Jumlah =Rp.12.000.000

Keuntungan : Rp. 12.000.000- Rp. 6.280.000 = Rp. 5.720.000

source : bisnisukm.com
[ ... ]

Sabtu, 03 April 2010

KHASIAT JAMU TERNAK MENURUT PAKAR

Author: Drh. Nonot Suhartono | Files under Unggas

Hasil Penelitian DESMAYATI ZAINUDDIN Balai Penelitian Ternak Jl. Veteran – III PO Box 221, Bogor 16002

”TANAMAN OBAT MENINGKATKAN EFISIENSI PAKAN
DAN KESEHATAN TERNAK UNGGAS”

ABSTRAK

Ramuan tanaman obat pada umumnya dikonsumsi oleh manusia untuk tujuan menjaga kesehatan atau sebagai pengobatan beberapa penyakit tertentu. Sejak krisis moneter yang terjadi di Indonesia sampai saat ini harga obat-obatan buatan pabrik (impor) sangat mahal, sehingga tidak terjangkau oleh para petani ternak, khususnya peternak dalam skala menengah ke bawah. Oleh karena itu peternak berupaya mencari alternative lain dengan memanfaatkan beberapa tanaman obat sebagai obat tradisional yang disebut jamu hewan yang dapat diberikan dalam bentuk larutan melalui air minum dan atau dalam bentuk simplisia (tepung) yang dicampur kedalam ransum sebagai “feed additive” maupun “feed supplement”. Tujuan makalah ini untuk mensosialisasikan dan menginformasikan manfaat dan khasiat dari tanaman obat sebagai jamu dan atau “feed additive” untuk ternak. Jamu hewan atau ramuan beberapa tanaman obat tersebut dapat dibuat sendiri oleh petani ternak dan harganya lebih murah dibandingkan obat pabrik, tetapi khasiatnya cukup baik untuk pencegahan maupun pengobatan pada ternak unggas, antara lain penyakit gangguan pernafasan (Snot dan CRD), koksidiosis, kurang nafsu makan, diare, feses hijau. Pemberian jamu hewan maupun tanaman obat obat sebagai “feed additive” sudah banyak dilakukan oleh peternak unggas (ayam lokal, ayam ras broiler, layer, puyuh, itik serta unggas kesayangan) di wilayah DKI, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Riau). Ternak ayam lokal (kampung) pedaging maupun petelur yang dipelihara pada kelompok ternak di Jakarta Selatan, setiap hari diberi larutan jamu hewan melalui air minum ternyata memberi respon positif terhadap pertumbuhan dan stamina ayam menjadi lebih baik (jarang sakit dan mortalitas rendah), lemak karkas sangat rendah, aroma daging dan telur tidak amis, warna kuning telur lebih oranye/skor diatas 7, serta bau kotoran ayam (ammonia) di sekitar kandang berkurang. Ternak ayam ras broiler, petelur maupun unggas lokal (ayam dan itik) yang diberi ramuan tanaman obat sebagai “feed additive” menunjukkan peningkatan terhadap efisiensi pakan dan kesehatan ternak

1. II. Menurut SRI SULANDRI , Peneliti dari Puslit Bioteknologi LIPI

JAKARTA – Ramuan obat tradisional dari bahan alami tumbuhan yang telah digunakan secara turuntemurun atau jamu, dilaporkan juga dapat menghindarkan unggas dari serangan virus flu burung (Avian Influenza/AI).

“Berdasarkan laporan dari sejumlah peternak unggas, penggunaan secara rutin jamu berupa ramuan seperti kunyit, bawang putih dan daun pepaya yang dicampurkan pada air minum atau pakan ayam dan burung puyuh menghindarkan ternak tersebut dari AI,” kata Peneliti dari Puslit Bioteknologi LIPI Sri Sulandri.

Dia menambahkan, bahan ramuan tanaman obat yang dipilih dari beberapa jenis seperti kunyit, langkuas, jahe, temulawak, atau kencur yang dibuat sesuai kepentingan dan fungsinya bisa menjadi ramuan yang biasa disebut jamu hewan. Jamu hewan bisa meningkatkan nafsu makan, menyehatka .”Dari riset yang diujicobakan, pertambahan bobot badan ayam lokal yang diberi buah mengkudu nyata lebih tinggi dibanding jika tidak,” katanya.(Sindo Sore//fit)

1. III. Menurut ,Dr drh CA Nidom MS, Pakar Flu Burung, dosen FKH Universitas Airlangga (Unair) Surabaya

Pakar Biomolekuler dari Surabaya Dr drh CA Nidom MS menyatakan penyakit Flu Burung akibat virus avian influenza (AI) dapat dicegah dan disembuhkan dengan pengobatan tradisional melalui berbagai tanaman dan tumbuh-rumbuhan (herbal medicine) seperti temulawak, kunyit, dan lidah buaya (aloe vera).

“Upaya pencegahan dan penanggulangan virus flu burung sebetulnya relatif mudah dilakukan dan tidak memerlukan penerapan teknologi yang tinggi seperti yang selama ini diperkirakan masyarakat dan kalangan kedokteran,” kata dosen FKH Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, Minggu.

Dia yang juga aktif pada penelitian Flu Burung Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) itu menjelaskan struktur virus AI sebenarnya dapat rusak hanya dengan sabun (deterjen).

“Virus AI sangat peka dengan seluruh jenis disinfektan, termasuk bio-disinfektan, sehingga tidak memerlukan terknologi tinggi untuk menghambat virus tersebut. Cukup dengan pengobatan herbal, maka virus itu dapat hancur,” katanya.

“Menurut Ketua Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia itu, di Indonesia sendiri saat ini tersedia cukup banyak bahan herbal yang bisa digunakan menangkal menyebarnya virus flu burung seperti lidah buaya, temulawak, dan kunyit.

“Temulawak dan kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman guna mencegah peningkatan konsentrasi sitokin dalam tubuh akibat inveksi virus AI dengan sub tipe H5N1. Itu efektif, mengingat kandungan curcuma yang ada pada keduanya berpotensi sebagai inhibitor terhadap sintesis sitokin,” katanya.

Hal sama, katanya, juga terdapat pada tanaman lidah buaya. “Lidah buaya memiliki kandungan emodin dan scutellaria yang berfungsi sebagai antiviral. Bahan itu mampu menghancurkan enzim yang terdapat pada virus flu burung,” katanya.

Namun, kata ahli forensik dan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) itu, formulasi herbal medicine yang tepat sampai saat ini masih menunggu para peneliti dari Fakultas Farmasi untuk merumuskannya, sehingga dapat digunakan menanggulangi virus flu burung.

Ditanya tentang infeksi flu burung pada manusia, ia menilai hal itu bersumber dari sektor peternakan, karena itu penyelesaiannya harus bersifat terintegrasi dan terkoordinasi antar instansi.

“Departemen Pertanian sendiri sudah menetapkan sembilan langkah strategis guna menangani merebaknya virus itu, diantaranya biosekuriti yang ketat, depoluasi, vaksinasi, pengendalian lalu lintas, surveilians, penelusuran, dan public awareness melalui restocking, stamping out di daerah yang baru tertular, serta monitoring dan evaluasi,” katanya.

Selain itu, Departemen Kesehatan juga sudah menetapkan langkah penanggunalan virus flu burung, antara lain mencegah infeksi baru pada hewan/unggas, melindungi kelompok beresiko tinggi dengan biosekuriti, strategi surveilans sebagaimana diterapkan Deptan dan strategi komunikasi, informasi serta edukasi.

“Depkes juga mengeluarkan strategi menajemen kasus dan pengendalian infeksi di sarana kesehatan, peningkatan studi/penelitian kesehatan, dan menyatakan bahwa flu burung merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB) dalam skala nasional sehingga setiap orang harus benar-benar waspada,” katanya. (*/erl)

1. IV. Menurut Ir Sumardi MSc, Peneliti dan dosen Fakultas Teknologi Pangan, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang

Ditemukan, Jamu Jawa Penangkal Flu Burung

SEMARANG—Wabah flu burung (Avian Influenza) pernah meluluh-lantakkan peternak unggas (ayam dan burung puyuh) di Indonesia pada tahun 2003-2004. Sebanyak 16,23 juta unggas mati pada periode Agustus 2003-Juli 2004. Ribuan peternak besar dan kecil bangkrut gara-gara flu burung yang menyebar dari daratan Asia ke Indonesia.
Untuk wilayah Jawa Tengah saja, kala itu ada 8,17 juta unggas yang mati sia-sia. Virus itu ternyata masih saja muncul pada tahun 2005. Flu burung tetap menjadi momok bagi peternak unggas. Tapi bangsa Indonesia masih beruntung. Di tengah kebingungan dunia mencari penangkal penyebaran flu burung, ternyata ada warga Indonesia yang berhasil menemukan jamu agar unggas kebal terhadap flu burung.
Penemu itu adalah Ir Sumardi MSc, produsen jamu ternak merek Pro_Aktif yang masih bekerja sebagai dosen Fakultas Teknologi Pangan, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang. ”Ini memang temuan tidak sengaja. Jamu sebagai penambah nafsu makan ternak agar cepat gemuk itu berupa campuran bubuk buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl), ekstrak rimpang temu lawak (Curcuma xanthorriza Roxb), ekstrak rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb), bubuk rimpang lempuyang wangi (Zingiber aromaticum, Val), madu lebah, gula tebu sebagai pengawet alamiah, dan air sebagai pelarut,” kata Sumardi di Semarang, Senin (29/8) pagi.

Hasil Bersaudara
Ia menjelaskan, ekstrak temu ireng dan temu lawak efektif meningkatkan nafsu makan, sehingga mempercepat pembesaran, serta memperpendek masa pemeliharaan dan menghemat penggunaan pakan.
Temuan ramuan itu adalah kerja sama dengan kakaknya bernama Edi Sutrisno, lulusan STM. Mereka empat tahun silam beternak sapi dan kambing di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Upaya penggemukan sapi dan kambing itu ternyata bisa diterapkan untuk ayam dan babi. Khusus pada ayam, dengan nafsu makan yang tinggi ini, ayam dapat makan apa saja, termasuk bekatul dan jagung.
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pada peningkatan pakan 60 persen, berat ayam bisa mencapai 1,7–1,8 kg, apabila diberi pakan konsentrat 100 persen umur ayam hanya 27 hari.
Sementara bila konsentrat 50 persen dicampur dengan bekatul dan jagung 50 persen, untuk bisa mencapai berat 1,8 kg memerlukan waktu 31 hari.
Sedangkan bila pakan konsentrat 25 persen dicampur bekatul dan jagung 50 persen, umur ayam harus 36 hari.
”Akan tetapi jamu itu ternyata mengandung senyawa-senyawa yang dapat melemahkan virus flu burung. Hasil Uji Serologi Balai Veteriner Wates, Yogyakarta, pada awal Agustus 2005 menunjukkan virus yang melemah inilah yang membentuk antibodi pada ayam, sehingga memiliki daya tahan yang tinggi.
Dari pengkajian lebih rinci ternyata ada beberapa senyawa dari keempat bahan jamu tersebut yang memiliki daya melemahkan flu burung,” kata Sumardi.

Uji Coba
Pengujian lapangan dimulai pada 24 Juli 2005, dengan DOC (anak ayam) umur 2 hari di sebuah peternakan ayam di Jawa Timur dengan menggunakan empat perlakuan, masing-masing 100 ekor ayam. Pertama dengan kontrol tanpa perlakuan Pro_Aktif (tanpa jamu), kedua dengan pemberian dosis rendah, ketiga dosis sedang, keempat dengan dosis tinggi.Pada umur empat hari ayam diberi perlakuan serangan flu burung secara buatan, dengan cara menempatkan ayam mati di sekitar kandang. Hasilnya, ayam kontrol (tanpa jamu) mati pada hari ke-5, dan pada hari ke-9 semua ayam kontrol sudah mati.Pada saat ayam berumur 22 hari, lima sampel dari masing-masing ayam perlakuan (telah diberi jamu) dikirim ke Balai Veteriner Yogyakarta untuk diuji Tantang dengan Virus Flu Burung. Hasilnya ternyata semua ayam perlakuan itu lolos alias tidak terinveksi flu burung. Sebenarnya, jamu buatan Sumardi itu bukan hanya untuk penggemukan ayam, namun juga untuk ternak sapi, babi, dan kambing. ”Penelitian tentang jamu itu sudah saya lakukan sejak empat tahun silam. Ketika ada flu burung mewabah, saya mencoba melakukan penelitian sendiri dengan mendekatkan ayam yang terkena flu burung itu ke ternak ayam yang sudah saya beri jamu. Ternyata hasilnya ayam yang sudah saya beri jamu tidak tertular flu burung,” tuturya.
Kabar itulah kemudian yang menjadikan Menteri Pertanian meminta agar temuan tersebut diselidiki lebih teliti di Balai Veteriner Wates, Yogyakarta. Penelitian pun dilakukan dengan membawa 12 ekor ayam usia 22 hari. Di sana setiap ayam diberi 4 juta virus flu burung. Ternyata ayam itu tidak mati.
”Yang pasti, jamu ini bukan untuk manusia. Sejauh ini tetap untuk penggemukan hewan. Jika kemudian bisa membuat kekebalan ternak terhadap flu burung, itu merupakan hasil sampingan,” kata dosen ini.

setiap hari diberi larutan jamu hewan melalui air minum ternyata memberi respon positif terhadap pertumbuhan dan stamina ayam menjadi lebih baik (jarang sakit dan mortalitas rendah), lemak karkas sangat rendah, aroma daging dan telur tidak amis, warna kuning telur lebih oranye/skor diatas 7, serta bau kotoran ayam (ammonia) di sekitar kandang berkurang. Ternak ayam ras broiler, petelur maupun unggas lokal (ayam dan itik) yang diberi ramuan tanaman obat sebagai “feed additive” menunjukkan peningkatan terhadap efisiensi pakan dan kesehatan ternak

“Virus AI sangat peka dengan seluruh jenis disinfektan, termasuk bio-disinfektan, sehingga tidak memerlukan terknologi tinggi untuk menghambat virus tersebut. Cukup dengan pengobatan herbal, maka virus itu dapat hancur,” katanya.

“Menurut Ketua Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia itu, di Indonesia sendiri saat ini tersedia cukup banyak bahan herbal yang bisa digunakan menangkal menyebarnya virus flu burung seperti lidah buaya, temulawak, dan kunyit.

“Temulawak dan kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman guna mencegah peningkatan konsentrasi sitokin dalam tubuh akibat inveksi virus AI dengan sub tipe H5N1. Itu efektif, mengingat kandungan curcuma yang ada pada keduanya berpotensi sebagai inhibitor terhadap sintesis sitokin,” katanya.

“Berdasarkan laporan dari sejumlah peternak unggas, penggunaan secara rutin jamu berupa ramuan seperti kunyit, bawang putih dan daun pepaya yang dicampurkan pada air minum atau pakan ayam dan burung puyuh menghindarkan ternak tersebut dari AI,” kata Peneliti dari Puslit Bioteknologi LIPI Sri Sulandri.

Dia menambahkan, bahan ramuan tanaman obat yang dipilih dari beberapa jenis seperti kunyit, langkuas, jahe, temulawak, atau kencur yang dibuat sesuai kepentingan dan fungsinya bisa menjadi ramuan yang biasa disebut jamu hewan. Jamu hewan bisa meningkatkan nafsu makan, menyehatka .”Dari riset yang diujicobakan, pertambahan bobot badan ayam lokal yang diberi buah mengkudu nyata lebih tinggi dibanding jika tidak,” katanya.(Sindo Sore//fit)

Source : Jamuternak.com
[ ... ]

Jamu Ternak untuk Ayam Broiler

Bahan-bahan
1. Koneng (kunyit)
2. cikur (cingur)
3. laja (lengkuas)
4. jahe
5. seureuh (sirih)
6. daun pepaya
7. bawang putih
masing-masing bahan sebanyak 250 gr.
Setiap bahan di haluskan (dibelnder) blender sampai halus lalu semua bahan dicampurkan. Masukan kedalam jeriken 20ltr, tambahkan probiotik (EM4) 1 liter untk fermentasi, ditambah air 20 liter. Diamkan selama 10 hari, penutup jeriken tiap hr dbuka tutup untk membuang gas hasil fermentasi. Setelah fermentasi selama 10 hari jamu bsa dipakai, pisahkan antara air dengan ampasnya.
Dosis, 1ltr air jamu dtmbh gula merah 12,5gr dtmbh air 12,5 liter. Ampas bsa dikeringkan kmudian dcampur dgn pakan. Jamu bsa dpakai untk ayam mulai umur 1 smpai panen. selamat mencoba smg berhasil

source : jamuternak.com
[ ... ]

First Posting

Assalamualaikum
Terinspirasi dari my pren "kiting", melihat perkembangan peternakan unggas di lampung, dan melihat kondisi alam Lampung yang sangat mendukung untuk membangun peternakan unggas,saya tertarik untuk coba-coba mencari keberuntungan di unggas.

Untuk awal, saya akan mencoba menghidupi 500 - 1000 ekor ayam kampung. Mohon do'anya semoga ayam2 tersebut sehat yaaa......]
[ ... ]
 

©2009 Central Unggas Lampung | by TNB Modified By Anangss and By Nanang